Jumat, 04 Maret 2011

Suku Pedalaman yang Masih Telanjang

Di Indonesia masih banyak wilayah-wilayah dengan masyarakat bersahaja yang tinggal di pedalaman seperti suku Dani dan Asmat di Papua, beberapa suku Dayak di Kalimantan, suku Anak Dalam di Sumatera, Badui Dalam di Banten, beberapa suku di Halmahera dan masih banyak lagi masyarakat yg hidup bersahaja di daerah-daerah.

Di luar negeri tentunya kita mengenal benua Afrika yang sebagian besar masyarakatnya tinggal di pedesaan dengan ratusan suku-suku yang masih tinggal di pedalaman. Hampir di setiap benua kita dapat temukan suku-suku atau masyarakat pedalaman. Di Australia kita mengenal suku Aborigin, di Selandia Baru ada suku Maori dan ratusan suku-suku asli yang banyak terdapat di kepulauan Pasifik.

Khusus di benua Amerika kita mengenal suku Eskimo dan Indian. Suku bangsa Indian di Amerika Utara kini telah sulit kita temui karena telah berbaur dengan masyarakat pada umumnya walaupun masih ada daerah-daerah khusus yang di peruntukan untuk keturunan suku Sioux dan Apache ini.

Di Amerika Selatan yang alamnya adalah Hutan Hujan Tropis, suku-suku pedalaman cenderung lebih terisolasi dikarenakan luasnya hutan belantara Hutan Hujan Tropis. Di sepanjang sungai Amazon sebagai sungai terpanjang ke dua di dunia dan melewati beberapa negara terdapat ratusan suku terasing yang masih hidup dengan serba keterbelakangan mereka. Beberapa suku ryang telah dilenal luas adalah Manset, Huaorani, Waorani, Yala dan Xingu. Suku Xingu adalah salah satu suku yang mempunyai keistimewaan, diantaranya adalah seringnya turis-turis datang untuk berwisata budaya ke tempat suku ini tinggal di belantara Hutan Tropis Brazil. Telah ada akses masuk ke tempat suku ini yaitu sebuah jalur pendaratan sederhana terbuat dari tanah keras yang hanya bisa didarati oleh pesawat kecil.

Ada beberapa keunikan dari suku Xingu, seperti umummya suku pedalaman suku ini mempunyai sebuah tarian yang terkenal yaitu Fish Dance. Hal unik lainnya adalah cara berpakaian mereka yang masih sederhana yaitu hanya mengenakan kain tenun yang justru bukan dikenakan pada bagian-bagian vital mereka. Secarik kain berwarna kuning diikatakan pada pinggang ditambah kain berwarna putih yang diikatkan pada bawah lutut serta asesoris yang dikalungkan di leher dan dikenakan di kepala pada saat-saat tertentu seperti upacara adat. Terkadang pada kehidupan sehari-hari beberapa orang terbiasa tidak mengenakan apapun. Suku ini juga memiliki lukisan tubuh yang terkenal. Bila bangsa Maori terkenal dengan tatoo wajah permanen, suku Xingu memiliki lukisan tubuh yang tidak permanen dengan motif lajur garis memanjang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post