Selasa, 08 Maret 2011

Oposisi Tembak Jet Tempur Libya


BENTROK: Para pemberontak melakukan perlawanan terhadap pasukan yang setia kepada Pemimpin Libya Muammar Kadhafi di Kota Bin Jawad, Minggu (6/3). Kadhafi mengerahkan pesawat tempur dan helikopter untuk melumpuhkan pemberontak. AP PHOTO
TRIPOLI--Pemimpin Libya Muammar Kadhafi tetap percaya diri meski kubu oposisi terus berupaya menembus Tripoli dan menjatuhkan dirinya. Setelah masuk daftar target Interpol, tokoh yang berkuasa lebih dari 41 tahun di Libya itu kemarin (6/3) mengubah sejumlah jalan di pusat ibu kota menjadi arena perayaan kemenangan kekuasaannya. Sejak pagi, ribuan para pendukung Kadhafi turun ke jalan sambil melambaikan bendera nasional dan menembakkan senjata ke udara. Jalan-jalan di Tripoli makin dibuat bising dengan bunyi klakson dan ingar-bingar irama musik. Selanjutnya, massa berkumpul di Lapangan Hijau, pusat Kota Tripoli.

Pawai atau arak-arakan massa itu diklaim sebagai perayaan kemenangan atas para pemberontak anti-Kadhafi di sejumlah kota di Libya. "Kadhafi tak bisa dikalahkan," seru Salah Bilkhail, seorang insinyur yang menjadi pendukung Kadhafi. "Al Qaidah dan Amerika telah membuat plot untuk merebut minyak Libya. Upaya mereka tidak akan pernah berhasil," lanjut dia.
 Stasiun televisi pemerintah Libya memberitakan kemarin bahwa massa di Lapangan Hijau merayakan keberhasilan tentara pro-Kadhafi merebut kembali kota pelabuhan di timur, Tobruk. "Kemenangan di pagi hari, oh rakyat Libya. Kemenangan atas Kota Tobruk dari kelompok teroris," tutur penyiar stasiun televisi pemerintah.
Suara tembakan yang gencar dari senjata otomatis sempat terdengar di ibu kota subuh kemarin. Kubu Kadhafi mengklaim tembakan itu hanya perayaan kemenangan mereka. Tetapi, jurnalis Agence France-Presse (AFP) menyebut suara baku tembak tersebut berasal dari hotel tidak jauh dari Lapangan Hijau. Warga Tajoura, pinggiran Tripoli, menyebut suara tembakan pada subuh kemarin sebagai pertempuran di antara kubu pemerintah dan anti-Kadhafi.
Faktanya, Tripoli tidak sepenuhnya dikuasai kubu Kadhafi. Di distrik Tajoura, sentimen anti-Kadhafi kian menguat. Warga di kawasan itu pun ketakutan saat melihat sejumlah kendaraan yang mengangkut pendukung Kadhafi melintas.
Warga Tajoura berharap segera terjadi perubahan. Mereka tidak percaya klaim bahwa pemerintah telah merebut kembali kemenangan atas kota-kota kunci, seperti Zawiyah, sekitar 50 km sebelah barat Tripoli.
"Dia (Kadhafi) bakal tamat dalam beberapa pekan mendatang," ujar Fauzzi, penjaga toko di Tajoura. Dia lantas menunjuk delapan bekas lubang peluru di pintu depan rumahnya akibat tembakan milisi pro-Kadhafi beberapa hari lalu. "Saya tidak tahu apa yang mereka rayakan. Ini mengerikan," tambahnya.
 Situasi yang kontras di Tajoura dan pusat Tripoli itu menggarisbawahi ketegangan di ibu kota. Tripoli telah terpecah sejak unjuk rasa menentang Kadhafi mulai meletus pada 15 Februari lalu. Dua hari lalu, tembakan terdengar gencar di Tajoura saat pasukan pro-Kadhafi berupaya membubarkan demonstran di luar sebuah masjid.
 Sebuah bangunan yang berada di seberang masjid di sana hangus terbakar. Anak-anak menunjukkan banyak selongsong peluru dari tentara pro-Kadhafi. Sejumlah papan iklan bergambar Kadhafi dirusak.
Kemampuan Kadhafi menggalang massa untuk mendukung dirinya di Tripoli membuat penduduk Tajoura menahan diri. "Warga ketakutan. Polisi suka menembak membabi-buta. Mereka sengaja membikin kami ketakutan," ucap Omar, warga Tajoura. "Polisi menangkap banyak orang dan memukuli mereka. Setelah dilepas, mereka diminta meneken permintaan maaf atas kejahatan mereka (melawan Kadhafi)," sambung Ibrahim, warga lain.
 Sejumlah media maupun kantor berita asing justru meragukan klaim bahwa Kadhafi telah merebut lagi beberapa kota yang telah diduduki pejuang oposisi. Koresponden BBC melaporkan bahwa empat kota yang diklaim telah direbut kembali oleh tentara pro-Kadhafi ternyata masih dalam kendali oposisi. Para pejuang anti-Kadhafi tetap menguasai Tobruk, Ras Lanuf, Zawiyah, dan Misrata.
 Menurut reporter CNN Nic Robertson, Kadhafi sengaja membangun ekspektasi maupun menciptakan kesan bahwa pemerintahannya telah menghasilkan langkah maju. Saksi mata menuturkan kepada CNN di Misrata bahwa pertempuran sengit terjadi antara tentara pro-Kadhafi dan pejuang oposisi kemarin.
Sejumlah warga memaparkan bahwa pasukan pro-Kadhafi mengerahkan enam tank untuk memerangi pejuang oposisi. Tank-tank itu menembakkan roket. Asap tebal muncul dari sejumlah bangunan di kota tersebut. "Rakyat (pejuang oposisi, Red) rela mati demi mempertahankan kota ini," ujar saksi mata itu sambil melukiskan para pejuang oposisi tidak kenal rasa takut.  Dengan senapan mesin, mereka melawan tentara pro-Kadhafi yang mengerahkan tank dan artileri berat.
  Bahkan, pejuang anti-Kadhafi berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tempur Angkatan Udara (AU) Libya dalam pertempuran di dekat Ras Lanuf. Jet tempur Sukhoi Su-24MK buatan Soviet (kini Rusia) itu jatuh di gurun pasir. CNN menemukan puing-puing pesawat tersebut tersebar sejauh hampir satu kilometer.

Target Interpol
Pemimpin Libya Muammar Kadhafi bisa jadi tidak akan bisa tenang jika melarikan diri ke luar negeri. Dimusuhi warganya yang menginginkan dia mundur dari kekuasaan, kali ini Kadhafi juga menjadi target International Criminal Police Organization atau Interpol.
Lembaga yang mengorganisasikan kerja sama di antara kepolisian di 188 negara tersebut secara resmi telah mengeluarkan peringatan global terkait dengan status Kadhafi dan 15 tokoh lain dari Libya. Mereka termasuk anggota keluarga dan sejumlah orang dekat atau pejabat Kadhafi.
Peringatan itu dikeluarkan Interpol dari markasnya di Lyon, Prancis, Jumat malam (4/3) waktu setempat atau kemarin dini hari WIB (5/3). Dalam pernyataan atau pengumumannya tersebut, Interpol menerbitkan Orange Notice untuk memperingatkan negara-negara anggotanya tentang potensi atau ancaman bahaya dari gerakan Kadhafi cs dan aset milik mereka.
Peringatan tersebut keluar menyusul keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menerapkan larangan pergi ke luar negeri bagi Kadhafi maupun lima anaknya dan pembekuan asset mereka. Larangan bepergian juga berlaku bagi 10 kolega dekat Kadhafi. DK PBB juga mendukung embargo senjata kepada Libya.
Langkah itu juga diambil Interpol untuk membantu investigasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan di Libya yang dilakukan oleh Kadhafi dan tentaranya. Kadhafi diduga telah membantai warganya yang melancarkan demonstrasi untuk menentang pemerintahannya.
Sejak unjuk rasa anti-Kadhafi meletus pada 15 Februari lalu, ribuan orang diduga tewas di Libya akibat dihujani tembakan dan dibom dari udara. Persatuan Hak Asasi Manusia (HAM) Libya malah memperkirakan korban tewas dalam perng saudara di Libya telah mencapai 6 ribu orang.
Peringatan tersebut ditujukan pada 188 negara anggota Interpol. Mereka diminta mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi warga sipil Libya dan menerapkan larangan perjalanan bagi 16 tokoh asal Libya maupun pembekuan aset milik enam orang di antara mereka.
’’Seluruh individu yang menjadi subjek Orange Notice telah diidentifikasi terlibat dalam perencanaan serangan, termasuk pengeboman dari udara, terhadap penduduk sipil,’’ kata Interpol.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Interpol Ronald K. Noble menambahkan peringatan tersebut. ’’Sebagai prioritas pertama, kami harus melindungi penduduk sipil di Libya dan negara lain saat sejumlah individu terkait mengadakan perjalanan atau berupaya untuk memindahkan aset-aset milik mereka,’’ jelasnya.
Orange Notice dikeluarkan Interpol ketika sebuah tindakan atau peristiwa dianggap berisiko terhadap keamanan publik. Peringatan itu memberikan tugas penegakan hukum dan informasi kepada kepolisian di seluruh dunia terkait individu-individu yang menjadi target. Lantas, peringatan tersebut bisa dipakai untuk merintangi pergerakan mereka maupun membekukan aset-aset mereka.
Selain Kadhafi, anggota keluarganya yang masuk dalam daftar target Interpol, antara lain, Saif al-Islam (putra), Hannibal (putra), serta Aisha (putri). Lantas, orang-orang dekat Kadhafi terdiri dari, antara lain, Mohammed Qadhaf al-Dam (sepupu), Abdulquader Yusef (kepala pengawal pribadi), Matuq Mohammed Matuq (sekretaris), Abu Bakr Yunus Jabir (menteri pertahanan), Abdulquader Mohammed Al Baghdadi (kepala kantor penghubung Komite Revolusi), Abu Zayd Umar Dorba (direktur keamanan dan badan intelijen eksternal), Mutassim (penasihat keamanan nasional), dan Saadi (komandan pasukan khusus).(bbc/rtr/AFP/AP/dwi)
sumber:http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=87804

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post