Senin, 07 Maret 2011

Cantik Secara Instan? Awasi Dampaknya!

WANITA mana yang tak ingin memiliki tubuh langsing, kulit cerah tak ada kerutan, hidung mancung, bibir penuh berisi? Saking besar keinginan wanita memiliki tubuh yang sempurna, cara instan pun dilakukan.

Seperti suntik vitamin C, suntik silikon, suntik pemutih, suntik pelangsing atau suntik botox. Ampuh sih, tapi sejauh mana teknologi suntik menyuntik tersebut aman bagi tubuh?

So, sebelum Moms berminat mencoba salah satu teknologi kecantikan di atas sebaiknya datang ke ahlinya, pilih klinik atau rumah sakit yang memiliki izin praktik.

Injeksi Vitamin C
Fungsi: Tujuan awal sebagai antioksidan dan suplemen untuk membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh dan membantu mempercepat kesembuhan. Namun, vitamin C juga bermanfaat untuk kulit – mencegah kerusakan jaringan ikat penyokong kulit (kolagen) akibat efek radikal bebas (utamanya akibat sinar matahari) - sehingga kulit akan terlidungi dari efek penuaan dini. Vitamin C juga bisa mencerahkan kulit dengan mengubah pembentukan melanin (zat warna kulit) menjadi lebih terang.

Yang musti diperhatikan: Prinsipnya vitamin C relatif aman. Namun, jika ingin digunakan sebagai injeksi pencerahan, kita harus tahu sebatas mana kulit bisa menjadi lebih cerah. Coba lihat kulit lengan atas bagian dalam, itulah warna asli kulit kita. Jadi, efek pencerahan maksimal juga sebatas warna kulit lengan atas tersebut. Jika hasilnya lebih putih dari warna kulit asli, waspadai bahan-bahan berbahaya di dalamnya. Ingat, metoda ini tidak efektif jika tidak diimbangi dengan perawatan yang baik.

Dampak: Bagi Moms yang mempunyai riwayat batu saluran kencing, sebaiknya jangan melakukan cara ini. Karena vitamin C cepat dibuang melalui ginjal dan mudah mengristal dan meningkatkan risiko terbentuk batu. Perbanyak minum air putih pascainjeksi vitamin C. Injeksi ini juga tidak diperkenankan bagi Moms yang mempunyai alergi vitamin C, karena risiko alergi obat berulang biasanya lebih berat.

Injeksi Pelangsing (Mesoterapi)

Fungsi: Metoda yang mulai diperkenalkan pada tahun 1950an di Perancis oleh dr. Michel Pistor, merupakan prosedur penyuntikan substansi ekstrak herbal, unsur protein, vitamin, ke dalam lapisan lemak di bawah kulit. Sifatnya mengurangi dan menipiskan massa lemak di daerah tubuh yang disuntikkan tersebut.

Yang Musti Diperhatikan: Efektivitas terapi ini masih menjadi kontroversi, namun tdak dilarang. Prinsipnya, cara terbaik untuk melangsingkan tubuh adalah mengatur keseimbangan pola makan dalam bimbingan ahli gizi serta olahraga secara teratur.

Dampak: Walaupun tidak dilarang, namun tetap ada efek sampingnya. Misal, memar setelah mesoterapi atau alergi terhadap bahan yang disuntikan.

Injeksi Filler

Fungsi: Cara ini dilakukan untuk mengisi kekurangan dan menambah kesan ‘ penuh’ dan ‘segar’ pada bagian tubuh secara kasat mata terlihat kekurangan sedikit massa jaringan, misalnya pipi yang cekung atau bibir bawah yang tipis. Penyuntikan ini dilakukan dengan menyisipkan substansi cair dalam bentuk unsur protein (misal: kolagen, asam hyaluronat) atau sel-sel organik (lemak yang dimurnikan).

Yang Musti Diperhatikan: Penyuntikan ini ada 2 macam. Pertama, filler permanen (non-biodegradable). Kedua, jenis yang perlahan-lahan terurai alami (biodegradable) dimana seiring dengan waktu ‘cairan penyumpal’ tersebut lambat laun akan terurai dan semakin menyusut sehingga harus diberi tambahan/pengulangan untuk mempertahankan kesan ‘penuh’ yang diharapkan.

Dampak: Jenis injeksi filler banyak digunakan, karena jika ada risiko komplikatif maka risikonya jauh lebih kecil dibandingkan risiko komplikatif pada jenis yang permanen. Komplikatif itu bisa menjadi deformitas atau kecacatan bentuk. Biasanya timbul setelah beberapa lama pascainjeksi. Karena filler prinsipnya memasukkan benda asing, pasti ada kemungkinan terjadi reaksi penolakan kalau reaksinya berat. Pada daerah penyuntikan bisa timbul luka bahkan bisa jadi borok yang sulit sembuh.

Injeksi Silikon Cair

Fungsi: Awalnya silikon cair - salah satu jenis cairan pengisi jaringan (filler) - diproduksi sebagai zat medis. Fungsi injeksi ini sama seperti injeksi filler.

Yang Musti Diperhatikan: Sejak tahun 1991, Amerika dan Eropa sudah ‘mengharamkan’ injeksi silikon cair. Namun, di Indonesia, kasus pemakaian metoda ini masih sering ditemukan dan tidak jarang sudah dalam bentuk komplikasinya. Jika pun dilakukan operasi plastik koreksi terhadap kecacatan organ akibat komplikasi reaksi silikon, hasil akhirnya akan lebih jelek daripada bentuk semula sebelum terjebak penyuntikan.

Banyak salon-salon kecantikan atau praktik-praktik gelap oknum non-medis menggunakan cairan silikon pasokan dari Cina daratan dengan mutu rendah yang lebih cocok digunakan sebagai lem perekat kaca (silikon industri, bukan silikon medis).

Dampak: Pengamatan klinis kerap mendapatkan adanya efek samping penolakan daya tahan tubuh yang mengenali silikon sebagai benda asing dengan manifestasi klinis beragam. Bentuk paling ringan berupa peradangan kemerah-merahan pada kulit, terbentuknya jaringan ikat (fibrosis) berlebihan yang berdampak sebagai bentuk bagian tubuh yang jelek (dismorfik), sampai tanda yang paling parah berupa peradangan terbuka membentuk luka bernanah.

Injeksi Botox
Fungsi: Dengan mencermati dan memanfaatkan analogi efek botox - substansi protein yang disintesa dari mikrobakteria Clostridium botulinum (botulinum toxin atau botox) yang bersifat melemahkan otot - beberapa ahli bedah estetik sejak tahun 1981 mulai menerapkan injeksi botox untuk mengatasi masalah estetis pengenduran kulit dan kerutan-kerutan wajah. Pemakaian zat ini sebagai salah satu pilihan terapi menghilangkan garis-garis kerutan penuaan di daerah dahi dan bagian atas pangkal hidung.

Yang Musti Diperhatikan: Seiring berjalannya waktu, jumlah botox di dalam otot semakin menurun karena terurai secara alamiah – tidak permanen - dan sudah tidak memberikan efek yang signifikan. Biasanya, 3-4 bulan pascasuntik perlu dilakukan penyuntikkan ulang. Untuk hasil yang permanen tidak ada cara lain selain dengan prosedur pembedahan.

Dampak: Injeksi botox sampai saat ini masih menjadi primadona, tapi bukan berarti bebas efek samping. Walaupun tidak umum terjadi, botox dapat berdampak sakit kepala, mual, gejala flu, kemerahan dan rasa sakit pada titik-titik injeksi. Parahnya, jika injeksi ini dilakukan dengan dosis yang berlebihan dan salah prosedur, dapat menimbulkan kematian.
(Mom& Kiddie//ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post