Berciuman dengan orang yang dicintai bisa melepaskan hormon stres dan menenangkan jiwa. Tapi jika kondisi badan tak sehat, berciuman bisa berubah menjadi bencana. Saat berciuman, kadang terjadi pertukaran saliva (air liur) antar kedua orang tersebut. Hal ini ternyata bisa menimbulkan infeksi mono atau dikenal dengan kissing disease.
Infeksi mononucleosis (mono) sering disebut dengan kissing disease, hal ini dikarenakan virus yang menyebabkan infeksi ini menular melalui air liur saat ciuman. Ada juga beberapa kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebaran yaitu melalui batuk, bersin atau berbagi peralatan makan dan minum bersama. Penyebab dari infeksi ini adalah virus Epstein-Barr.
Ada beberapa gejala umum yang terjadi jika menginfeksi remaja yaitu demam, sakit tenggorokan, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun jika terjadi pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejala yang timbul sangat ringan. Orang-orang yang telah terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala selama 4-8 minggu setelah terpapar.
Virus ini akan melewati air liur dan masuk ke dalam sel epitel bagian luar mulut dan tenggorokan, kondisi ini memungkinkan virus untuk berkembang biak dan menginfeksi sel-sel darah putih yang disebut dengan sel B.
Infeksi virus pada sel B menyebabkan penyebaran virus di seluruh getah bening, sistem kelenjar dan limpa (dikenal dengan sistem lymphoreticular). Virus Epstein-Barr ini bisa menyebabkan beberapa penyakit yang lebih serius pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS atau orang yang mengonsumsi obat untuk menekan kekebalan setelah transplantasi organ.
Infeksi mononucleosis (mono) sering disebut dengan kissing disease, hal ini dikarenakan virus yang menyebabkan infeksi ini menular melalui air liur saat ciuman. Ada juga beberapa kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebaran yaitu melalui batuk, bersin atau berbagi peralatan makan dan minum bersama. Penyebab dari infeksi ini adalah virus Epstein-Barr.
Ada beberapa gejala umum yang terjadi jika menginfeksi remaja yaitu demam, sakit tenggorokan, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun jika terjadi pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejala yang timbul sangat ringan. Orang-orang yang telah terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala selama 4-8 minggu setelah terpapar.
Virus ini akan melewati air liur dan masuk ke dalam sel epitel bagian luar mulut dan tenggorokan, kondisi ini memungkinkan virus untuk berkembang biak dan menginfeksi sel-sel darah putih yang disebut dengan sel B.
Infeksi virus pada sel B menyebabkan penyebaran virus di seluruh getah bening, sistem kelenjar dan limpa (dikenal dengan sistem lymphoreticular). Virus Epstein-Barr ini bisa menyebabkan beberapa penyakit yang lebih serius pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS atau orang yang mengonsumsi obat untuk menekan kekebalan setelah transplantasi organ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar