Minggu, 12 Juni 2011

Berapa Lama Seharusnya Seks Berlangsung?

Ada yang bilang, lelaki yang hebat adalah yang bisa bertahan tidakmencapai ejakulasi selama berjam-jam, sehingga bisa memuaskanpasangannya. Padahal, menurut penelitian, mitos itu tidak benar. Bahwawaktu yang dibutuhkan tidak sampai berjam-jam, melainkan hanya beberapamenit.

Survei dilakukan di Amerika dan Kanada terhadapsekumpulan psikolog, dokter, pekerja sosial, terapis perkawinan, dansuster. Mereka diminta untuk merespon terhadap beberapa pertanyaantentang rentang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kepuasan seksualyang mereka inginkan.

Hasil dari penelitian yang dilangsungkandi Penn State Erie, Pennsylvania itu menyimpulkan bahwa seksmenyenangkan yang dilakukan semalaman hanya sebuah mitos. Hasilnyamenunjukkan bahwa jumlah waktu yang diinginkan sejak penetrasi hinggaejakulasi hanyalah selama 7-13 menit. Jika berlangsung lebih dari itu,antara 10-30 menit, maka hubungan itu terlalu lama.

"Selama ini,stereotip atau mitos tentang seksualitas banyak membentuk persepsimasyarakat. Banyak orang yang berpikir bahwa penis yang besar, ereksiyang sangat keras, dan sanggama semalaman akan menjanjikan momenseksual yang sangat menyenangkan," lapor para peneliti.

EricCorty, kepala penelitian ini mengatakan, menantikan atau menginginkanseks untuk berlangsung lebih dari 30 menit hanya akan membuat Andakecewa. "Ini merupakan situasi yang akan menghasilkan ketidakpuasan.Dengan survei ini, kami berharap fantasi itu akan berubah, sertamendorong para wanita dan pria untuk mengetahui data yang realistismengenai hubungan intim yang bisa dinikmati dan diterima, sehingga padaakhirnya mencegah kekecewaan seksual dan disfungsi seksual," jelasCorty.

Riset ini mencatat mengenai jumlah waktu yang dibutuhkanuntuk mendapatkan seks yang menyenangkan dan memuaskan. Selain itu,riset ini juga membantu orang untuk mengatasi masalah seksual yangsudah terjadi. "Jika seorang pasien merasa khawatir mengenai seberapalama intercourse harus berlangsung, data ini bisa membantu si pasienmengerti bahwa apa yang ia khawatirkan tak melulu berkaitan denganmasalah fisik. Bahwa, mungkin yang ia butuhkan hanya konseling, takperlu bergantung pada obat," jelas Corty.

ref: duniawanita.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post