Minggu, 06 Maret 2011

Tahukah Anda: Volume Suara Tentukan Kesetiaan Seseorang

Mungkinkah volume seseorang merepresentasikan tingkat kesetiaan seseorang? Sejumlah wanita dan pria yang berpartisipasi dalam studi yang dilakukan McMaster University menyatakan demikian.

Menurut studi tersebut, wanita meyakini bahwa semakin rendah suara seorang pria, semakin besar kemungkinan mereka berselingkuh. Sebaliknya, kaum pria berpendapat, wanita dengan suara tinggilah yang lebih mungkin untuk  selingkuh. Demikian seperti disitat Daily Mail, Minggu (6/4/2011).

Ini merupakan studi pertama yang mengamati hubungan antara tinggi-rendah suara dengan persepsi kesetiaan seseorang. Salah satu peneliti, Jillian O’Connor, mengklaim, penelitian ini memberikan banyak masukan seputar evolusi suara manusia serta bagaimana manusia memilih pasangan hidup.
 
"Dalam hal strategi seksual, kami menemukan bahwa pria dan wanita akan menggunakan volume suara sebagai sinyal bahaya adanya kemungkinan perselingkuhan di masa depan," jelas O’Connor.

"Jadi, semakin menarik suara seseorang -nada tinggi untuk wanita dan nada rendah untuk pria-, semakin besar peluang mereka berselingkuh," lanjutnya.

Partisipan dalam studi yang diterbitkan pada jurnal online Evolutionary Psychology ini diminta mendengarkan dua versi rekaman suara pria dan wanita. Rekaman itu sudah dimanipulasi menjadi lebih tinggi maupun rendah.

Kelompok partisipan kemudian diminta memilih, mana diantara contoh suara itu yang memiliki kemungkinan berselingkuh lebih besar.

Profesor David Feiberg, yang menjadi salah satu penasehat studi ini menjelaskan hubungan antara volume suara dengan persepsi kesetiaan seseorang. "Pria dengan kadar testosterone lebih tinggi memiliki suara yang lebih rendah, sementara wanita dengan kadar esterogen lebih tinggi memiliki suara lebih tinggi," paparnya.

"Tingkat hormone ini diasosiasikan dengan tindakan perselingkuhan. Temuan kami menunjukkan, orang-orang cukup menyadari adanya hubungan ini dan bisa menggunakannya untuk mencari partner romantis mereka," tutup Feiberg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post